Dari berbagai kayu yang ada di Indonesia, kayu bengkirai bisa menjadi salah satu referensi Anda untuk mendapatkan kayu pertukangan. Secara umum, kayu ini mudah diolah seperti dipotong, diserut, dipahat, diukir, dan lain sebagainya.
Kayu yang asalnya dari Kalimantan ini bahkan sering diandalkan untuk suplai kayu furniture garden. Tentu saja ini sangat menarik sebab tidak banyak kayu yang bisa diandalkan untuk kebutuhan serupa. Tak mengherankan bila permintaan bengkirai untuk wilayah Jawa yang menjadi sentra furniture garden sangat tinggi. Dari industri di pulau inilah, furniture garden dari bengkirai kemudian bisa melalang buana ke seluruh penjuru dunia sebagai produk ekspor.
Baca Juga : jenis kayu yang bagus untuk perabot
Sekilas mengenai Pohon Bengkirai
Klasifikasi Ilmiah Tanaman
- Kingdom: Plantae
- Klad: Tracheophytes
- Klad: Angiospermae
- Klad: Eudicot
- Klad: Rosid
- Ordo: Malvales
- Famili: Dipterocarpaceae
- Genus: Shorea
- Spesies: S. laevis
S. laevis atau Shorea laevis atau dikenal dengan nama bangkirai pada dasarnya adalah salah satu jenis pohon penghasil kayu komersil asli Indonesia. Tanaman dari family Dipterocarpaceae ini umumnya ditemukan dalam hutan tropis basah. Jadi selain ditemukan di Indonesia, spesies ini juga ditemukan di India, Thailand, Myanmar, dan beberapa negara Asia lainnya.
Di Indonesia sendiri, S. laevis tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Sumatra. Ia sering ditemukan tumbuh bersama dengan spesies dari famli yang sama. Tipe hutan di mana tanaman ini sering ditemukan adalah hutan tropis dengan curah hujan A dan B, tanahnya tanah liat atau pasir basal laterit tua, serta podzolik, dan kadang digenangi air tawar. Namun, S. laevis juga sering ditemukan di area perbukitan hingga ketinggian 600 mdpl.
Pohon bangkirai bisa tumbuh hingga tinggi 50 meter dan panjang batan bebasnya dari 33 hingga 40 meter. Diameter batangnya sendiri bisa mencapai lebih dari 100 cm.
Bila dilihat, kita akan mendapati kayu bangkirai yang diselimuti kulit dengan warna kelabu merah hingga kecoklatan. Kulit memiliki alur dan mengelupas di sana-sini. Damarnya berwarna kuning dan bila kulit dikelupas, akan nampak kayu gubal dengan warna coklat muda kekuning-kuningan.
Bengkirai Setara Jati?
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, hanya sedikit kayu yang bisa digunakan untuk furniture garden. Selain bangkirai, selama ini jati menjadi kayu paling populer untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Apakah kayu bengkirai bisa disebut setara jati?
Tergantung. Pemilihan bengkirai tidak bisa dilakukan secara asal. Sebab, jenis kayu ini sering ditemukan dalam kelas keawetan yang berbeda (I, II, dan III). Variasi ini bisa disebabkan tingkat ketuaan kayu. Sedangkan dari segi kekuatannya, secara umum bangkirai masuk kelas I dan II.
Selengkapnya mengenai bangkirai, berikut ini beberapa karakter fisiknya.
Ciri Khas Kayu Bengkirai
Warna Kayu
Kayu memiliki perbedaan warna yang cukup jelas antara bagian teras dan gubalnya. Bagian teras berwarna kuning dengan tambahan aksen coklat. Sedangkan bagian gubalnya tampak lebih muda.
Tekstur Kayu
Sama seperti tingkat keawetannya, tekstur kayu juga beragam dari yang halus hingga yang agak kasar.
Tingkat Keras Kayu
Termasuk kayu yang sangat keras
Daya Retak
Bervariasi. Beberapa memiliki daya rekat yang sedang sedangkan beberapa yang lainnya tinggi. Variasi ini berasal dari usia kayu bengkirai itu sendiri.
Berat Jenis Kayu
Merupakan kayu yang berat. Bahkan bobot kayu bangkirai lebih besar daripada berat jenis kayu jati. Nilai berat jenis reratanya sendiri adalah 0,91. Bandingkan saja dengan berat jenis jati yang hanya ada di kisaran 0,7.
Pemanfaatan Kayu Bengkirai
Hingga hari ini, kayu tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk:
- Pembuatan mebel, terutama garden furniture. Salah satu alasannya, karena warna kekuningan pada bengkirai dan sifatnya yang cukup kuat untuk diletakkan dalam kondisi outdoor.
- Digunakan untuk membuat parket atau deking.
- Digunakan untuk rangka pada konstruksi berat seperti untuk jembatan, atap, rel kereta api, bak truk, dan lain sebagainya.
- Digunakan untuk pembuatan kerajinan. Masyarakat setempat kadang membuat kerajinan seperti patung dan pernak-pernik dengan memanfaatkan kayu dari pohon bangkira.
- Digunakan untuk dinding kayu. Kayu yang sering dijuluki yellow balau ini dianggap sangat menarik untuk tembok bangunan.
- Dan berbagai kebutuhan lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu.
Secara umum, kayu ini memang cukup mudah diolah. Kayu tidak sulit dipotong, digergaji, dan lainnya. Namun pengeringan kayu memang perlu dilakukan hati-hati. Pengeringan yang salah bisa menyebabkan kayu pecah dan retak.
Sediaan Bengkirai
Shorea laevis merupakan spesies tanaman yang masuk dalam kategori L.C atau least concern. Artinya, kayu jenis ini masih tersedia dalam jumlah banyak di alam liar maupun dalam kebun-kebun masyarakat, dan tidak terancam punah.
Status ini jelas menggembirakan. Artinya, pemanfaatan kayu bengkirai bisa benar-benar optimal. Kayu ini juga bisa menjadi alternative setara jati karena kualitasnya yang baik, namun demand-nya yang tidak begitu tinggi. Di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Maluku, industri furniture lokal memiliki kesempatan besar bila mampu mengolah bangkirai sebagaimana jati diolah di Jawa.
Akan tetapi, tentu saja, kita perlu menghindari eksploitasi atas S. laevis. Penebangan tidak boleh dilakukan secara asal. Kelestarian lingkungan juga harus diperhatikan. Akan lebih baik lagi, apabila perhutani bisa memperlakukan S. laevis sebagaimana jati yang sengaja dibudidayakan dengan standar kualitas yang baik.
Perlunya Wood Preservation untuk Bengkirai
Kayu balau kuning ini memang termasuk kayu yang awet. Akan tetapi, bukan berarti penggunaannya bisa dilakukan dengan sembarangan. Apalagi bila material ini nantinya dipakai untuk decking, garden furniture, dan keperluan berat sejenis lainnya.
Akan lebih elok apabila dalam pemanfaatan kayu ini diterapkan treatment preservasi atau pengawetan kayu. Pengawetan kayu adalah semua jenis usaha untuk memperpanjang masa pakai kayu dengan membuatnya tahan terhadap faktor perusak seperti hama.
Ketika diletakkan di lingkungan luar ruangan, sudah pasti produk kayu bangkirai rentan dimakan jamur, bakteri pembusuk, lumut, dan hama lainnya. Karena itu, usaha pengawetan harus memerhatikan masalah ini. Solusi yang bisa diambil adalah dengan meresapkan zat perlindungan antijamur ke dalam bangkirai.
Peresapan produk perlindungan antijamur bisa dilakukan dengan beberapa metode. Kita bisa mengoleskan zat antijamur pada bangkirai hingga merendam kayu tersebut ke dalam larutan antijamur yang bagus.
Tiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri. Secara umum, metode perendaman, apalagi dalam mesin vakum tekan memang lebih baik. Namun yang tak kalah penting adalah pemilihan obat pengawet kayu bangkirai. Dan untuk kebutuhan ini, kami sedia 2 produk untuk Anda.
Kami Sedia 2 Produk untuk Anda
BioCide Wood Fungicide
- Fungsi produk: mencegah jamur noda pada bangkirai. Jamur noda bisa merusak warna kayu menjadi tampak kehitaman hingga kebiruan.
- Disarankan untuk: petani kayu, pelaku usaha woodworking
- Cara pakai: bisa dioleskan setelah kayu ditebang (oleh petani kayu) atau dijadikan larutan perendaman setelah kayu digergaji atau sebelum difinishing
BioCide SFP
- Fungsi: anti jamur pembusuk kayu dan antilumut
- Disarankan untuk: semua pelaku usaha hingga masyarakat awam yang memiliki produk kayu
- Cara pakai: bisa dicampur ke dalam cat atau langsung digosokkan ke area bangkirai yang ditumbuhi lumut dan jamur.
Beli BioCide Sekarang!
Dapatkan BioCide Wood Fungicide dan BioCide Surface Film Preservative sekarang juga. Anda bisa melakukan pembelian dengan sangat mudah lho. Anda bisa membeli secara daring atau secara langsung.
Apabila Anda berlokasi di Yogya, Jepara, Cirebon, dan sekitarnya, kami sarankan untuk membeli secara langsung saja di Bio Service Point. Di sana, selain bisa bertemu dengan CS dan teknisi kami, Anda juga bisa menengok produk kami yang lain seperti lem kayu, cat water based, hingga anti rayap.
Nah, bila lokasi Anda jauh atau Anda memang tak ingin repot-repot, silahkan beli secara daring. Caranya sangat mudah karena Anda tinggal menghubungi CS kami lewat WA, email, atau telepon. CS akan memandu Anda memesan dengan ramah, menyenangkan, cepat, dan profesional
Kurang lebih, itulah informasi yang bisa kami bagikan mengenai kayu yang sering dijuluki yellow balau tersebut. Dari penjelasan di atas, ada beberapa poin yang bisa kita ringkas.
- Pertama, Indonesia memang merupakan negeri yang sangat kaya akan keragaman spesies tanamannya. Sayangnya, kita belum bisa mengoptimalkan kekayaan ini. Industri furniture, misalnya, terlalu terpaku pada kayu jati.
- Terdapat sangat banyak kayu non jati yang bagus. Contohnya adalah bangkira. Kayu dari spesies bernama ilmiah Shorea laevis ini sangat indah dengan warna kekuningan.
- Bangkirai memiliki tingkat kekuatan yang baik, keawetan yang baik, dan secara umum mudah diolah. Namun, pengeringannya memang harus dilakukan dengan hati-hati.
- Hingga saat ini pun, kayu ini telah dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Bangkrai sering dipakai untuk membuat garden furniture, kerajinan, konstruksi berat, decking, dan masih banyak lagi. Status spesies S. laevis juga masih berada di kategori Least Concern yang artinya masih sangat banyak.
- Pengolahan kayu ini tentunya harus dilakukan dengan baik. Selain memerhatikan kelestarian alam, alangkah eloknya bila kayu ini diawetkan dengan fungisida yang bagus seperti BioCide SFP dan BioCide Wood Fungicide.