pengawetan kayu dengan mesin

Teknik Pengawetan Kayu Anti Jamur untuk Industri Mebel

Industri mebel yang sukses akan menghasilkan furniture yang awet dan bernilai tinggi. Keawetan ini salah satunya ditentukan oleh jenis kayu yang dipakai.

Secara umum, kayu terbagi dalam kelas awet I, II, III, dan IV. Kayu kelas awet I dan II tergolong tahan lama, sementara, kayu kelas III dan IV lebih rentan terserang jamur.

Jenis kayu yang termasuk kelas agak resisten (III) yaitu kayu bengkal, mindi, dan bintaro. Sedangkan kayu waru tergolong dalam kelas awet IV atau tidak risisten.

Baca Juga : Kapan Kayu Perlu Anti Jamur? Kenali Tanda dan Waktu Tepatnya

Meskipun indah dari segi tampilan dan ketahanan cuaca, namun semua itu sia-sia jika kayu tersebut tergolong kelas awet rendah.

Sayangnya, jenis kayu awet harganya cukup mahal. Sementara industri perlu menekan biaya produksi.

Akibatnya, banyak industri yang memakai kayu kelas III atau IV, jenis kayu yang rentan terserang jamur. Kendala ini dapat teratasi dengan teknik pengawetan kayu anti jamur.

Kayu yang kurang berkualitas tetap bisa tahan lama dan bebas jamur, asal teknik pengawetannya tepat. Bagaimana cara mengawetkan kayu di skala industri agar bebas jamur? Dapatkan jawabannya di bawah ini.

Baca Juga : 4 Fungsi Container Desiccant untuk Mencegah Kerusakan Kayu saat Ekspor

Mengenal Jenis Jamur yang Mengancam Kayu

Ada banyak jenis jamur yang menyerang kayu diantaranya adalah jamur permukaan, blue stain, white stain, hingga black stain.

Setiap jenis jamur menimbulkan gejala dan kerusakan yang berbeda. Namun yang pasti akan meruginakan bagi industri furniture. Kenali beberapa jenis jamur berikut untuk menentukan solusi yang tepat.

1. Jamur Permukaan

Jenis jamur ini tumbuh pada bagian luar kayu, biasanya muncul saat kelembapan terlalu tinggi. Kayu yang terkena jamur permukaan tampak bernoda putih, kusam, bahkan spora mudah menyebar.

Meskipun tidak selalu melemahkan struktur kayu, namun jamur tersebut bisa merusak tampilan. Bahkan dapat muncul kembali meski sudah dibersihkan.

2. Jamur Blue Stain

Berbeda dengan jamur permukaan, jamur blue stain mampu masuk ke dalam serat kayu. Serangan ini menimbulkan noda kebiruan hingga kehitaman yang sulit dihilangkan, bahkan setelah proses finishing.

Bagi pasar mebel ekspor, noda ini dianggap cacat kualitas yang tidak bisa ditoleransi. Inilah alasan jamur blue stain menjadi ancaman terbesar bagi industri.

3. Jamur Pelapuk

Jenis ini juga berbahaya karena bukan hanya mengubah warna, tetapi juga merusak kekuatan kayu. Kayu yang terserang jamur pelapuk akan menjadi rapuh, mudah retak, dan tidak layak diproses menjadi mebel. Jika tidak dicegah sejak awal, kerugian akibat jamur pelapuk bisa jauh lebih besar.

Jamur dalam Perspektif Pasar Ekspor

Pasar internasional maupun lokal memiliki standar ketat terhadap kualitas kayu. Sedikit saja terlihat noda jamur, kayu bisa langsung ditolak. Inilah sebabnya pemahaman tentang jenis jamur sangat penting untuk keberlanjutan bisnis.

Faktor Penyebab Kayu Rentan Terserang Jamur

Penyebab kayu terserang kayu antara lain karena lingkungan maupun kondisi jenis kayu itu sendiri. Berikut sejumlah faktor yang perlu dihindari:

1. Kadar Air yang Tinggi

Kayu dengan kandungan air di atas 20% menjadi habitat ideal bagi spora jamur. Jika kayu tidak dikeringkan dengan benar, risiko serangan akan meningkat.

2. Ventilasi Gudang yang Buruk

Penyimpanan kayu di gudang dengan sirkulasi udara minim menyebabkan kelembapan menumpuk. Kondisi inilah yang mendorong jamur tumbuh lebih cepat.

3. Penggunaan Kayu Muda

Kayu muda biasanya memiliki pori-pori besar dan kadar air lebih tinggi. Karakteristik ini membuat kayu jauh lebih rentan terserang jamur dibanding kayu tua.

4. Kurangnya Sistem Kontrol Lingkungan

Industri yang tidak memiliki sistem kontrol kelembapan, seperti container desscicant atau alat pengukur kadar air, cenderung kesulitan menjaga kualitas kayu. Akibatnya, stok bahan baku bisa rusak sebelum sempat diolah.

5. Kontaminasi Silang di Gudang

Sering kali, kayu sehat ditempatkan berdekatan dengan kayu yang sudah berjamur. Spora dengan cepat menyebar dari satu batang ke batang lain, membuat kerusakan meluas. Tanpa manajemen gudang yang baik, pengawetan bisa kurang efektif.

Teknik Pencegahan dengan Metode Pengawetan

Kunci mencegah dan mengatasi serangan jamur di industri mebel terletak pada metode pengawetan. Berikut metode efektif yang dapat diterapkan:

1. Perendaman Kayu

Kayu direndam dalam larutan pengawet agar bahan kimia masuk ke dalam pori-pori. Teknik ini efektif dan relatif sederhana, cocok diterapkan pada skala industri menengah hingga besar.

2. Vacuum Pressure Treatment

Pada metode ini, kayu dimasukkan ke dalam tabung bertekanan sehingga larutan pengawet meresap lebih dalam dan merata. Hasilnya jauh lebih tahan lama dibanding perendaman biasa, sangat ideal untuk kayu yang akan digunakan pada mebel ekspor. Namun biaya teknik pengawetan ini cukup mahal.

3. Penyemprotan dan Pelapisan

Penyemprotan larutan anti jamur cukup membantu melindungi kayu. Biasanya teknik ini diterapkan pada stok kayu di gudang sebelum proses produksi dimulai.

4. Pengeringan yang Optimal

Selain perlakuan kimia, pengeringan adalah bagian krusial dari pengawetan. Kayu yang dikeringkan dengan kiln dryer akan lebih stabil dan tidak mudah ditumbuhi jamur.

6. Kombinasi Pengawetan

Dalam praktik industri besar, sering kali metode-metode di atas dikombinasikan. Kayu dikeringkan, diberi perlakuan vacuum pressure, lalu disimpan dalam kondisi terkontrol. Pendekatan ini memang lebih kompleks, tetapi hasilnya menjamin daya tahan kayu hingga puluhan tahun.

Pemilihan Bahan Pengawet yang Tepat

Metode pengawetan tidak akan maksimal jika bahan yang digunakan tidak berkualitas. Banyak larutan pengawet yang hanya memberi perlindungan sesaat, sehingga jamur masih bisa kembali tumbuh.

Biocide Wood Fungicide khusus untuk menekan pertumbuhan jamur blue stain, white stain, dan black stain. Formula ini bekerja langsung melindungi serat kayu, menjaga warna tetap alami, dan membuat material siap diproses hingga tahap finishing. Dengan perlindungan menyeluruh, risiko kerugian akibat kayu berjamur dapat ditekan.

Kayu yang sudah diawetkan tetap bisa dilapisi cat, melamin, atau pelitur tanpa mengganggu hasil. Hal ini menjadi poin penting bagi produsen mebel yang mengutamakan estetika.

Manfaat Jangka Pengawetan untuk Industri Mebel

Dalam industri mebel, proses pengawetan bisa terbilang wajib, hal ini untuk menghindari risiko kerusakan. Masih banyak manfaat lain yang membuat teknik ini penting, diantaranya:

1. Kualitas Bahan Baku Tetap Terjaga

Kayu yang sudah diberi perlindungan anti jamur tetap bersih, bebas noda, dan siap digunakan kapan saja.

2. Efisiensi Produksi Meningkat

Tidak ada waktu terbuang untuk menyortir kayu rusak. Proses produksi bisa berjalan lancar dari awal hingga akhir.

3. Hasil Akhir Lebih Memikat

Mebel yang dibuat dari kayu bebas jamur memiliki tampilan bersih dan menarik, sesuai standar pasar modern.

4. Reputasi Produsen Naik

Konsumen, terutama di pasar ekspor, lebih percaya pada produsen yang mampu menjamin kualitas. Perlindungan kayu dengan pengawet anti jamur adalah investasi yang memperkuat citra perusahaan.

5. Keuntungan Finansial Jangka Panjang

Meski ada biaya tambahan untuk pengawetan, nilai ekonomis yang didapat jauh lebih besar. Kerugian akibat retur produk, komplain pelanggan, atau penolakan ekspor bisa ditekan seminimal mungkin.

Pentingnya Pengawetan Kayu Anti Jamur

Dengan metode yang tepat, pengendalian kelembapan, dan penggunaan bahan berkualitas seperti Biocide Wood Fungicide, industri mebel dapat menghasilkan produk yang kuat, indah, dan tahan lama.

Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, perlindungan kayu menjadi fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis. Dengan kayu yang terlindungi, nilai jual meningkat, biaya produksi lebih efisien, dan kepuasan konsumen tetap terjamin.

Klik di bawah ini untuk pemesanan Biocide.

order biocide di marketplace official bioindustries

// Link CTA WhatsApp dengan GA4 tracking echo ' tanya cs
Tanya Disini!
'; ?>