pengawetan kayu

Apa Sebenarnya Tujuan Utama dari Pengawetan Kayu dalam Industri Kayu

Secara definisi, preservasi adalah segala jenis usaha yang dilakukan untuk memperpanjang masa pakai produk. Coudert dan kawn-kawannya, dalam Handbook of Recycled Concrete and Demolition Waste menjelaskan tentang proses preservasi ini telah dilakukan sejak abad ke-18.

Di Eropa, proses pengawetan pada masa tersebut umumnya menggunakan oil borne preservative. Target perpanjangan usia yang dituju mulai dari 25 tahun hingga 50 tahun.

promo produk white agent wa-250

Dalam sciencedirect.com dijelaskan bahwa sejak pertengahan abad ke-19 proses ini sudah mulai diawasi ketat di Eropa. Produk yang digunakan masih produk oil borne dengan dominasi CCA (Copper Chromate Arsenate) dan PCP. Namun, karena peraturan yang cukup detail, semakin lama produk tersebut semakin jarang digunakan.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Sejarah mengenai treatment preservasi kayu di Indonesia tidak tercatat dengan baik. Pada umumnya, Indonesia hanya meniru teknologi Belanda sejak era kolonialisme setelah sebelumnya menerapkan model tradisional dengan cara perendaman kayu dan media lainnya di sungai.

promo produk biocide insecticide

Semenjak bidang pengawetan kayu nasional semakin dilirik, tak sedikit manufaktur yang menerapkan proses pengawetan. Sementara itu, di sisi lain perusahaan-perusahaan besar memproduksi bahan pengawet dengan kapasitas yang lebih besar.

tujuan pengawetan kayu

5 Tujuan Pengawetan Kayu dalam Industri

Di alam liar, kayu merupakan sumber makanan banyak organisme mulai dari bakteri, jamur, hingga serangga. Preservasi pada dasarnya dimaksudkan supaya kayu tidak menjadi target berbagai organisme tersebut.

Dalam alur produksi kayu dan material alam lainnya, preservasi dilakukan untuk beberapa tujuan berikut ini.

1. Menghindari Kerusakan Bahan Baku

Kayu yang masih segar memiliki kandungan air yang tinggi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan akibat penetrasi hama.

Salah satunya dari hama wood stain dan teter. Pada kasus wood stain, tak jarang serangan terjadi hanya beberapa jam setelah kayu ditebang. Adapun serangan teter terjadi saat kayu disimpan di gudang (baik milik produsen atau konsumen).

Contoh, Anda membeli kayu untuk diolah menjadi furniture. Oleh karena supply jenis kayu tersebut terbatas, Anda sengaja membelinya dalam jumlah banyak.

Mulanya, kayu terlihat baik-baik saja. Namun setelah disimpan dan hendak digunakan, Anda mendapati beberapa potongan yang rusak. Bagi perusahaan besar, jumlah kerusakan tersebut mungkin tidak seberapa. Namun bagi yang fokus pada usaha kecil dan menengah, kerusakan ini akan sangat merugikan.

Kejadian ini adalah contoh betapa pentingnya treatment pengawetan kayu. Sekiranya kayu tersebut sudah diawetkan sebelum disimpan, tentu situasinya akan lain.

2. Memperlancar Proses Produksi

Tujuan pengawetan kayu berikutnya adalah terkait kelancaran proses produksi. Alur proses produksi mencakup pembelian bahan baku, pemotongan, finishing, hingga pengemasannya.

Semakin lancer proses distribusi, maka semakin murah ongkos produksi. Bahkan, kemajuan ekonomi Jepang pun disokong oleh kultur kecepatan produksi mereka yang sangat efisien yang terkenal dengan julukan Just in Time.

Tapi apa hubungannya hal ini dengan treatment pengawetan?

Singkat kata, preservasi kayu akan meminimalisir serangan hama selama proyek berlangsung. Treatment ini akan mengurangi persoalan yang dihadapi. Proses produksi pun akan semakin lancar sebab setidaknya para pekerja tak perlu pusing memikirkan cara mengatasi teter atau rayap.

3. Tujuan Pengawetan Kayu dari Aspek Ekonomi

Dari kacamata ekonomi, treatment preservasi bisa menghemat budget Anda, sebab:

1. Memperlancar proses produksi (dijelaskan pada poin sebelumnya). Alhasil ongkos produksi akan makin murah.
2. Mencegah kerugian jangka panjang akibat keberadaan hama di tempat kerja
3. Mencegah kerugian akibat complain dari para pelanggan

Kualitas bahan baku dan produk jadi juga bisa dipertahankan dengan baik. Oleh sebab itulah, meski treatment preservasi memakan uang, namun dampaknya justru bisa membuat sebuah perusahaan lebih hemat.

Kayu yang tak diawetkan akan cepat membusuk.
Kayu yang tak diawetkan akan cepat membusuk.

4. Mengamankan Produk selama Masa Pengiriman

Bukan hanya di gudang treatment preservasi bisa memberikan perlindungannya. Efek treatment bisa bertahan hingga 50 tahun lebih. Perlindungan tersebut pun masih akan berlaku kuat ketika produk kayu didistribusikan.

Anda jadi tak perlu khawatir saat hendak mengirim produk antar pulau atau bahkan antar negara. Namun, tentu saja dengan catatan bahwa treatment yang dilakukan sudah sesuai. Treatment preservasi yang buruk tak akan bisa memberikan proteksi yang diharapkan.

5. Meningkatkan Citra Produk di Mata Konsumen

Terakhir namun tak kalah krusial, tujuan pengawetan kayu juga dimaksudkan supaya produk memiliki citra yang baik di mata konsumen. Dengan persepsi positif tersebut, branding produk akan lebih mudah. Produk juga akan lebih laku di pasaran.

Coba bayangkan, perbedaan reaksi seseorang ketika membeli mebel yang baru namun sudah bubukan dengan mereka yang mendapati mebelnya tidak bubukan dan mampu bertahan dalam waktu lama. Orang yang pertama jelas dengan mudah akan menyebarkan tentang buruknya produk Anda. Namun, orang yang kedua justru akan merekomendasikan merek produk Anda ke kenalannya.

Mencapai Tujuan Pengawetan Kayu dengan Cara yang Tepat

 

fungisida biocide wood fungicide

Secara umum, tujuan dilakukannya proses pengawetan adalah untuk membuat kayu tidak dimakan hama sehingga lebih tahan lama. Namun secara spesifik, di industri woodworking, proses ini memiliki tujuan yang lebih kompleks.

Misalnya saja, untuk memperlancar proses produksi hingga menjaga citra produk di masyarakat. Hanya saja, yang perlu dipahami adalah hasil pengawetan yang dilakukan tak bisa disamakan. Treatment yang baik bisa membuat sengon bertahan hingga 100 tahun, sedangkan treatment yang buruk hanya akan membuat sengon bertahan 1 tahun.

Oleh sebab itu, pastikan Anda menerapkan treatment yang berkualitas. Untuk hasil maksimal, gunakan produk pengawet BioCide.