bambu petung

Penelitian Ahli: Ketahanan Bambu Petung Terhadap Serangan Jamur kayu

Pengujian keawetan kayu atau bahan berlignoselulosa lain (misal: bambu) terhadap organisme perusak bervariasi tergantung macam organisme perusaknya, seperti jamur, bubuk kayu kering, rayap tanah dan rayap kayu kering.

Keawetan terhadap jamur merupakan salah satu indikator utama keawetan bahan berlignoselulosa (zat penyusun kayu) seperti bambu, karena sangat tergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya terutama kelembaban. Jamur yang mungkin menyerang kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dapat dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu jamur coklat, jamur putih dan jamur pelapuk.

promo produk white agent wa-250

Jamur coklat adalah jamur yang menghilangkan polysakarida dari selsel kayu atau bambu sehingga kandungan lignin lebih banyak dan mudah beroksidasi. Sehingga, warna kayu atau bambu yang diserang menjadi coklat kemerahan. Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa.

Jamur putih adalah jamur yang menyerang lignin kayu atau bambu, sehingga berwarna keputihan. Kedua jamur tersebut Merubah warna tanpa menurunkan kekuatan kayu atau bambu.

Jamur pelapuk merupakan jamur yang menyerang kayu atau bambu dan mengakibatkan kekuatannya berkurang. Jamur pelapuk umumnya menyerang kayu atau bambu yang memiliki kadar air tinggi. Jamur berkembang sangat cepat di dalam sel-sel kayu atau bambu dan serangan awalnya telah mengakibatkan penurunan kekuatan kayu atau bambu.

promo produk biocide insecticide

Pengujian Dampak Jamur Perusak Pada Bambu

Bambu merupakan bahan berlignoselulosa yang mempunyai potensi sebagai pengganti kayu. Pengujian keawetan bambu terhadap jamur pada umumnya dilakukan sama dengan metode pengujian keawetan pada kayu, dengan metode laboratorium menggunakan bacto agar terukur. Metode pengujian pada kayu umumnya dimodifikasi agar sesuai dengan ukuran dan bentuk bambu.

Pengujian ketahanan kayu terhadap jamur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dalam skala  laboratorium dan pengujian di lapangan. Tujuan pengujian di laboratorium adalah mempercepat proses pengujian ketahanan dengan mengumpankan kayu kepada jamur yang sudah dipersiapkan perkembangbiakannya dalam suatu media.bambu petung

Contoh uji laboratorium ini adalah dengan menggunakan bacto agar dan soil block dalam ruang yang dapat diatur suhu dan kelembabannya dengan menutup pengaruh dari luar. Di satu sisi, isolasi dari pengaruh suhu dan kelembaban yang fluktuatif mempercepat serangan jamur, namun di sisi lain tidak adanya peran iklim dan cuaca tidak menggambarkan keadaan alami contoh uji terhadap serangan jamur.

Pengujian ketahanan jamur di lapangan dilakukan dengan meletakkan contoh uji di luar ruangan sehingga faktor alami dan fluktuasinya (ketidak tetapan atau guncangan) ikut mempengaruhi serangan jamur terhadap kayu. Dalam hal ini, serangan lebih terbuka tidak hanya oleh jamur Basidiomycetes saja, tetapi juga bakteri, cendawan dan jamur-jamur lain yang mampu mendegradasi kayu atau bambu.

Hasil yang diperoleh lebih realistis dengan kondisi alam yang dihadapi. Namun demikian, kondisi di luar ruangan sangat dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi seperti suhu, kelembaban, angin, sinar matahari dan kondisi tanah.

Variasi pengaruh dari luar yang sangat bevariasi ini menyebabkan pengujian di lapangan memerlukan pengulangan contoh uji yang banyak dan waktu yang lebih lama dari pengujian di laboratorium. Modifikasi pengujian di lapangan dan laboratorium telah dikembangkan dalam bentuk pengujian semi-lab.

Pengujian Semi-Lab Untuk Mengetahui Kerusakan Bambu Akibat Jamur

Pengujian semi-lab yang dilakukan memperkecil pengaruh luar tetapi mendekati kondisi alaminya dan dilakukan di dalam laboratorium. Beberapa Peneliti mengembangkan metode pengujian semi-lab dengan kayu berukuran besar yang diumpankan terhadap monokultur jamur  basidiomycetes pada hamparan tanah yang sudah disterilkan.

Modifikasi dari metode semilab ini menggunakan tanah yang tidak disterilkan untuk mengembangkan tidak hanya jamur Basidiomycetes dan selain itu ukuran contoh ujinya diperkecil.mencegah tumbuhnya jamur pada bambu

Pengujian ketahanan terhadap jamur dengan hamparan tanah tidak steril merupakan cara pengujian yang mudah dan murah dilakukan.  Kunci dari pengujian ini adalah pengendalian suhu dan kelembaban selama pengujian. Suhu yang dianjurkan untuk pertumbuhan jamur selama pengujian adalah 28°C – 32°C dengan Pengujian Ketahanan Bilah Bambu Petung, kelembaban tanah disesuaikan dengan kemampuan tanah mengikat airnya.

Waktu pengujian dilakukan selama 12 bulan dengan pengamatan serangan jamur secara visual dan observasi parameter dilakukan setiap bulan yaitu perubahan berat dan uji tusuk jarum serta uji patah dengan kekuatan tangan. Pengujian ketahanan bilah bambu terhadap jamur dengan metode pengujian hamparan tanah belum pernah dilakukan.

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di  Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan ini untuk mengetahui ketahanan bilah bambu terhadap jamur dengan cara hamparan tanah yang tidak steril dengan perbedaan kemampuan tanah menahan air. Bilah bambu yang diuji berasal dari bagian luar dekat dengan kulit, tengah dan bagian dalam.

Dari pengamatan selama 12 bulan, dapat disimpulkan bahwa:

Pengujian bilah bambu dengan hamparan tanah dapat dijadikan metode alternatif untuk menentukan keawetan bilah bambu terhadap jamur.

Bilah bambu dari bagian dalam lebih cepat terserang jamur dari bagian tengah dan luarnya. Bilah bambu bagian dalam dapat dijadikan parameter untuk pengujian keawetan bilah bambu.

Bilah bambu dari bagian pangkal lebih tahan terhadap serangan jamur dari bagian tengah (M) dan ujung, tetapi perbedaan keawetannya tidak nyata.

Bilah bambu yang diuji dalam hamparan tanah dengan persentase kemampuan menahan air lebih tinggi, mampu menyerap air lebih banyak.

Oleh karena itu, agar produk bambu  baik mebel ataupun bangunan, perlu treatment khusus untuk mencegah serangan jamur kayu. Cara yang paling ampuh adalah melakukan pengawetan bambu yang baik dan benar menggunakan bahan pengawet bambu yang bekualitas.

Sumber: Pengujian Ketahanan Bilah Bambu Petung Terhadap Jamur Dengan Cara Hamparan Tanah, Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, 2012.